Ketindihan





Fenomena ketindihan sering kali dikaitkan dengan hal-hal mistis. Padahal, fenomena ini dapat dijelaskan secara medis dan diatasi dengan penanganan yang tepat.  

Ketindihan, atau yang secara medis dikenal dengan istilah sleep paralysis adalah kondisi ketika seseorang tidak mampu berbicara atau bergerak saat terbangun dari tidur atau ketika akan tidur. Kondisi ini biasanya berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit. Ketindihan dapat dialami oleh siapa saja namun, fenomena ini lebih berisiko dialami oleh orang yang memiliki kondisi tertentu, seperti insomnia, gangguan cemas, dan gangguan stres pascatrauma.

Selain itu, ada faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami ketindihan, di antaranya:

- Faktor usia

- Faktor keturunan

- Kurang tidur atau pola tidur tidak teratur

-Kram kaki pada malam hari

- Penyalahgunaan obat-obatan

Secara umum, ketindihan dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu hypnopompic sleep paralysis dan hypnagogic sleep paralysis. 

-Hypnopompic sleep paralysis                    Saat tidur, tubuh akan mengalami dua fase, yaitu fase NREM dan REM . Fase NREM ditandai ketika tubuh mulai terasa lebih rileks dan mata pun mulai terpejam. Setelah itu, fase ini akan beralih ke fase REM.Ketika fase REM dimulai, mata akan bergerak cepat dan mimpi akan muncul. Seluruh otot tubuh pun tidak aktif sehingga tidak bisa digerakkan. Nah, fenomena ketindihan terjadi bila Anda terbangun pada fase ini.

-Hypnagogic sleep paralysis
Berbeda dengan hypnopompic sleep paralysis yang terjadi dari fase tidur ke fase bangun, hypnagogic sleep paralysis terjadi dari fase bangun ke fase tidur.
Saat menjelang tidur, tubuh secara perlahan akan kehilangan kesadarannya. Orang yang mengalami hypnagogic sleep paralysis seakan-akan masih tersadar sehingga masih dapat merasakan hal-hal di sekitarnya, tetapi tidak dapat berbicara atau menggerakkan tubuh.

Setiap orang memiliki kemungkinan mengalami ketindihan. Meski demikian, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah ketindihan, antara lain:

-Memastikan waktu tidur yang cukup, yaitu sekitar 6–8 jam setiap malamnya.

-Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman.

-Menghentikan penggunaan gadget minimal 1 jam sebelum tidur.

-Membiasakan diri untuk tidur dan bangun pada jam yang sama secara teratur.

sekarang Anda sudah mengetahui penjelasan secara medis dari fenomena ketindihan. Jauh dari kesan mistis. Jadi jika ketindihan masih terus Anda alami, semakin sering, dan dirasa sangat mengganggu, konsultasikan ke dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.










Komentar

Posting Komentar